Pada bulan Ramadhan tahun 2015 saya dan teman-teman dekat
saya berencana untuk buka bersama tapi sulit untuk menyatukan jadwal banyak
orang. Pada akhirnya dengan secara mendadak kami memutuskan untuk berbuka puasa
di bogor sepulang kuliah. Saya, Sarah,Atikha,Muas, Sepri, Agy, Restu, Pandu,
Febriyanto pada akhirnya sepakat untuk berbuka puasa di bogor tepatnya WHO
(Warung Hotplate Odon) kami bersembilan pergi naik kereta api tujuan bogor. Sekitar
jam 17.00 WIB, dan tanpa disengaja kami semua menggunakan baju berwarna hitam
dan biru dongker. Ini adalah kebetulan yang terlihat sangat kompak haha..
Rencana yang tadinya ingin buka bersama di bogor tetapi
kandas menjadi buka bersama di kereta. Kami buka puasa dikereta dengan meminum teh
pucuk untuk membatalkan. Kereta yang sangat penuh juga karena jadawal orang
pulang kerja jadinya kami berpisah gerbong. Restu dan Sepri beda kereta dengan
kami karena tidak cukup dan sangat penuh.
Setiba kami di stasiun bogor kami membeli roti unyil untuk
mengganjal perut agar tidak terlalu lapar, karena kami masih harus menaiki
angkutan umum untuk sampai ke WHO. Satu angkutan umum penuh dengan kita, dengan
candaan, dan tawa kita bersama. Setiba kami di WHO, kami langsung memesan
makanan dan sebagian teman-teman saya ini ada yang belum tahu WHO. Jadi menu di
WHO itu ada level 1-5. Kami membohongi salah satunya yaitu Febriyanto yang
memesan level 3 dan dia sangat kepedasan.
Bukan hanya makan tetapi kita juga foto bareng-bareng, dan
selfie ramai-ramai. Setelah dari WHO kami harus jalan yang lumayan jauh untuk
menemukan angkutan umum, sambil berjalan kami juga foto-foto di tengah gelap
dan ada sinar bulan. Kami foto melompat ramai-ramai dengan baju yang sebagian
warnanya sama yitu hitam dan biru. Ketika mendapatkan angkutan umum juga kami
bercanda-canda di dalam angkutan dengan Restu yang menyamar seperti turis asing
yang tidak pernah ke bogor.
Walaupun seperti berpergian biasa saja tetapi kesan dan erita
bersama mereka tidak akan terlupakan. Salah satu dari kami ada yang berkata “pertemanan itu tidak ada yang sempurn” apapun
masalah yang ada diantara kita saat ini ataupun nanti, tapi saya sangat sayang
dengan mereka. Ohh iya kurang satu lagi yaitu Umam , umam tidak bisa ikut
karena masih di kampong halaman. Sekecil apapun perjalanan kita tetapi selalu
ada cerita yang sangat berkesan, semoga apapun masalah yang ada diantara kita
nanti ataupun saat ini tidak akan pernah ada perpisahan yang benar-benar
seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain. Memang tidak ada yang
sempurna tapi kalau dilakukan bersama pastu akan sempurna. Bismi sayang kalian
semua. Semoga apa yang sudah kita jalani selalu ada silaturahmi diantara kita
walaupun sudah lulus nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar