Jelaskan secara
singkat pengertian produksi baik secara umum maupun secara ekonomi ?
Pengertian produksi secara umum
Produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa.
Setiap hari manusia selalu
menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya. Barang-barang tersebut tidak
akan tersedia apabila tidak ada yang menghasilkanya.
Contoh:
Di daerah pedesaan para
petani mengolah sawah atau ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil
pertanian seperti padi, jagung, keledai, tebu, dll.
Pengertian produksi secara
ekonomi
Produksi
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menciptakan kegunaan
(utility) dari benda-benda ekonomi dengan masukan berupa factor-faktor produksi
sehingga menjadi bentuk keluaran berupa produk.
Contoh:
A. Tukang kayu yang mengecat
kursi hasil buatanya.
B . Pedagang yang membeli sepeda
bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual
Sistem produksi dan operasi adalah suatu
keterkaitan dari unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, dan
menyeluruh. Jelaskan!
SIKLUS
PRODUKSI
Siklus
Produksi adalah serangkaian aktivitas bisinis dan kegiatan pengolahan data yang
berkaitan dengan proses pembuatan produk. Siklus produksi berkaitan erat dengan
sub sistem yang lain, seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.
Hubungan
Sistem Produksi dengan Sistem Lainnya
Perancangan
produk merupakan
tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang sebuah produk
yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya
produksi yang rendah. Dokumen yang dihasilkan dari aktivitas produksi adalah :
1. Daftar kebutuhan bahan
(bill of material).
2. Daftar kegiatan (Operating
list/routing sheet).
Tahap
kedua dari
sistem produksi adalah membuat perencanaan dan penjadwalan produksi yang
bertujuan produksi dilakukan seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan yang ada
dan kemungkinan permintaan jangka pendek tanpa menghasilkan produk yang
berlebih. Untuk memmbuat rencana produksi, tersedia 2 metode yang umum dipakai,
yaitu :
1. Perencanaan
sumberdaya manufaktur (manufacturing resource planning/MPR-II).
2. Sistem manufaktur
Just-in-time (JIT).
Dokumen
yang digunakan dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan produksi yaitu :
1. Jadwal produksi (master
production schedule).
2. Order produksi (production
order).
3. Bukti permintaan bahan
baku (material requisition).
Tahap
ketiga dalam
sistem produksi adalah pembuatan produk. Informasi penting yang berhubungan dengan
produksi yaitu : konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead sehingga
sistem informasi akuntansi dapat mengolah data tersebut, memprosesnya dan
membuat berbagai macam laporan yang diperlukan.
Sistem
Akuntansi Biaya
Tahap
akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu
:
1. Menghasilkan informasi
untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dalam produksi.
2. Menghasilkan informasi
biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan harga (pricing)
dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
3. Menghasilkan informasi
yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok
penjualan.
Jenis
sistem akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah
sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan
harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem
akuntansi biaya umumnya berupa :
1. Laporan kontrol (control
report).
2. Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya adalah :
1. Jika perusahaan mengolah
data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a.
Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga
pokok produksi (production cost ledger) yang berfungsi sebagai
kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b.
Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu
halaman untuk setiap pesanan.
c.
Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam
satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan
ini, digunakan arsip order produksi.
2. Jika perusahaan mengolah
data biaya dengan menggunakan komputer :
a. File
induk (master file) dan file transaksi (transaction file).
b. Dalam sistem database,
data biaya akan ditampung dalam sub skema secara independen.
Prosedur
Pengolahan Transaksi
Pengolahan
transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer
dan prosedure pengolahan transaksi dalam bentuk narasi dan bagan alir
(flowchart).
Prosedure/Sistem Akuntansi
Biaya (manual) dimulai dari Bagian Gudang ke Departemen Pengawasan Produksi ke
Bagian Pabrik ke Bagian Akuntansi Biaya.
Bagan
proses sistem produksi
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem
keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal
lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi,
spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Contoh
data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang
UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam
manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke dalam sebuah database?
Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen informasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat menghasilkan informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.
Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke dalam sebuah database?
Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen informasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat menghasilkan informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.
Proses
Proses
pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database
Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data,
dimana data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan
ketersediaannya bagi pemakai.
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1.Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industry yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.
Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1.Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industry yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.
Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
Thanks to : http://noviaputriindah.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar